Monday, October 13, 2008

..deStiNy


bukan dek Siti..tapi destiny, maksud saya begini..terkadang sebagai manusia ada yang sangat yakin dengan kemampuannya.,yang lain merasa pasti dengan hasil kerjanya.,ada lagi yang merasa sangat matang perencanaannya...sampe melupakan yang Maha Menentukan... ok. saya ada cerita...

Sore hari, ketika matiin satu-satu aplikasi di kompie saat dah mau pulang ada temen kantor yang sekaligus sebagai tetangga dan temen jama’ah di mushola juga.. J , nongol di Gtalk-ku.

“Pak, mo nanya nih....” dan terus berlanjut sampe menjelang maghrib,.Dia ngajak sharing bagaimana tentang nikah, jodoh dan sekitarnya...Biasa, karena dia memang masih bujang dan Sabtu kemaren ada temen yg baru nikah.

Saya jadi teringat dengan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan pernikahan yang terjadi dengan orang-orang disekitar saya...
  • Teman saya, Amin sebut saja begitu, adalah karyawan sebuah perusahaan asing di Balikpapan dua bulan yang lalu menikah.,sebelum jadi dengan istrinya yang sekarang banyak stori yang jadi liku-likunya. Untuk kategori orang sekarang teman saya ini termasuk yang taat sama Ibunya. Demikian juga dengan masalah jodoh. Kebetulan dia tinggal di Balikpapan dan sang Ibu tinggal di Makassar, karena memang sudah cukup berumur (33 th) maka teman saya juga mau menikah. Sekali pernah sudah ada calon istrinya di sini, yaa karena tidak mau melangkahi Ibu maka minta ijinlah ke beliau, ternyata Ibu ngga cocok..batal. Kedua ada lagi calon, ga nyambung juga dengan sang Ibu. Kali ketiga, mencoba menyesuaikan dengan kriteria sang Ibu,.eh setelah melihat ga OK juga..Nah, temanku nyerah dan Ibu ternyata dah ada calon yang dianggap paling tepat buat sang anak Bungsunya.,seorang Dokter (PTT) di Tenggarong, Mawar, sekali kenalan,.ok berlanjut ke rencana pernikahan dan yap akhirnya disepakati hari dan tanggal pernikahannya, Hari Ahad jam 08.00. Karena Amin adalah anak bungsu sang Ibu ingin upacara pernikahan dilangsungkan secara meriah dengan undangan maksimal.
    Hari H, shubuh, pihak teman saya (Amin) dikabari dari pihak perempuan bahwa sang calon, si Mawar, sampai shubuh ini belum datang ke Makassar.,ditunggu sampai jam 07.30 belum juga nongol. Alhamdulillah, sang calon mempelai perempuan punya adik perempuan, Melati, maka ditawarkanlah si adik kepada Amin, ketemu beberapa menit, saling kenalan dan sedikit komitmen, jadilah mereka berdua menikah!
  • Sedikit berbeda dengan yg terjadi dengan adik teman saya di Sukoharjo,.tentang pernikahan juga. Kesepakatan kedua belah fihak sudah final. Undangan sudah dicetak, disepakati Akad nikah dilaksanakan pada hari Sabtu jam 10.00 WIB. saudara-saudara yang jauh dari luar Jawa juga sudah pada ngumpul. Pada hari H, jam 06.00 rombongan mempelai pria yang bertempat tingal di Solotigo sudah siap berangkat dengan 4 mobil, setelah cek 'para peserta' dah komplit, maka berangkatlah pasukan mempelai pria menuju Sukoharjo. Tiba di Sukoharjo jam 9 lebih sedikit,.. Semua penumpang turun, satu persatu.... ditunggu orang yang berpakaian paling bagus alias mempelai pria..loh kok ga turun-turun.. Semua orang melihat dan mencari ke semua mobil.. Gak ada! Maka hebohlah rombongan, tuan rumah lebih heboh lagi karena sebagian tamu juga sudah mulai berdatangan. Mau dicari dimana? Lawong tadi perasaan juga ikut berangkat bareng rombongan... dihubungi HP-nya gak ada jawaban. Sampe tengah hari belum ketemu juga, betapa repotnya tuan rumah menyikapi kedatangan tamu yang semakin banyak, bagaimana cara menjelaskannya.. Ya Allah, Engkau Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Penolong, tolonglah hamba-Mu ini... Hingga Maghrib tiba, kesedihan, kebingungan menyelimuti rumah tersebut, yang seharusnya hari itu di hiasi dengan senyum canda semua,.
  • Adalagi cerita yang agak berbeda. Seorang muslimah, orangnya baik, Dia pengin nikah dengan teman SMA-nya setelah 3 tahun tidak berjumpa. Yang jadi masalah adalah, pihak keluarganya tidak menyetujuinya dengan alasan, pertama, si cowok tersebut memang terkesan orang yang kurang konsisten dengan prinsip hidupnya, anaknya sok teu, memandang remeh orang tua, dll. Hal ini terlihat ketika si kakak dari muslimah ini “menginterogasi” si cowok dengan mengundangnya ke rumah. Dan dirasa pergaulannya yang kurang Islami, karena terkadang ngajak ketemuan di Mall, nelpon diatas jam 10 malem, weks,...pokoke banyak nilai merahnya dah..Alasan kedua, sang Bapak menyatakan lagi gak punya uang untuk membiayai hajatan pernikahan tersebut untuk tahun ini, karena baru saja merenovasi rumah. Bukan saja pihak keluarga, teman-teman dari muslimah ini juga banyak yang merasa heran, kenapa ini anak bisa kecanthol ini cowok,..Segala upaya dilakukan, banyak pihak diminta untuk menasihati ini anak, termasuk saya.. J , istri saya..dan banyak lagi. Hasilnya,..pokok’e saya mau nikah sama dia, kalo memang belum ada biaya ya gak papa sekarang Akad nikah dulu, Walimatul Ursy nya boleh tahun depan... weks..! Memang keras kepala, (mungkin karena dia anak cewek bungsu kali ya..) Dan takdir Allah pun terjadilah, akhirnya dia juga menikah dengan lelaki pilihannya tersebut, meski keluarga keberatan, teman-teman heran, dan keanehan yang lain, tapi memang Allah lah yang telah menentukan jodoh bagi tiap-tiap orang. Mau semua orang di dunia menghalangi, kalo memang jodoh juga gak kemana.

    Masalah nikah ini kita memang harus benar-benar tawakal dan beriman betul dengan yang namanya “takdir”, bukan cuma dengan siapa kita akan menikah, bahkan sampai jam berapa kita akan menikahpun memang Allah lah yang menentukan...innallaha ‘ala kulli syai’in qodiir..Sungguh Allah menguasai atas segala sesuatu.,seperti kasus adik teman saya di Sukharjo itu.

Siapa yg menyangka kalo Amin akhirnya menikah dengan Melati? Hanya Allah yg tahu akhir dari usaha-usaha kita.. Dan saya yakin, banyak dari temen-temen yg punya pengalaman diluar logika..

No comments: